Berikut Dibawah Ini Detik-detik Penangkapan Riyanto Pembacok 10 Orang dan Tewas 4, Sempat Adu Fisik Lawan Polisi 2 vs 1

Sitijenarnews.Com Kediri Jatim Selasa 8 Maret 2022; Detik-detik penangkapan Riyanto (34) pelaku pembacokan terhadap 10 orang dan menewaskan 4 orang di Kediri berlangsung menegangkan.

Dok Fhoto, Pelaku Saat Diamankan

Polisi yang meringkusnya terlibat adu fisik dua lawan satu.

Sementara warga sekitar tak berani mendekati sosok Riyanto yang langsung pulang ke rumah dan menutup diri di dalam kamarnya.

Peristiwa berdarah tersebut terjadi di Desa Pojok Kabupaten Kediri Jawa Timur Senin (7/3/2022).

Saat itu tidak ada warga yang berani menangkap pria yang baru saja membuat kekacauan parah di desanya itu.

Kekacauan itu sendiri menyebabkan tiga orang tewas dan melukai tujuh orang lainnya akibat bacokan senjata tajam Riyanto.

Kepala Desa Pojok, Darmanto, mengatakan, saat itu tidak ada warga yang berani mendekat karena berbagai macam pertimbangan.

“Warga otomatis takut masuk ke dalam karena khawatir dengan senjatanya itu,” ujar Darwanto pada, Senin (7/3/2022).

Sehingga upaya penangkapan baru bisa dilakukan setelah beberapa anggota polisi datang ke lokasi menyusul adanya laporan.

“Saya lapor Polsek sekitar jam 13.00 WIB. Cukup cepat, delapan menit kemudian polisi datang,” lanjutnya.

Meski demikian, dari keterangan yang didapat Darwanto, upaya penangkapan itu tidak berjalan mulus.

Riyanto menolak dibawa polisi dan melakukan perlawanan.

Riyanto yang saat itu sudah tidak membawa parang, terlibat adu fisik dengan dua orang petugas polisi yang hendak menangkapnya.

“Yaitu Babinkamtibmas dan Pak Feri dari Polsek Wates,” ujar Darwanto.

Hingga beberapa waktu kemudian, setelah adu fisik itu, kedua petugas berhasil melumpuhkan pelaku.

Riyanto dan berbagai barang buktinya lalu diamankan di markas Polsek.

Sebelumnya diberitakan, Riyanto mengamuk dengan membacok siapa pun yang ditemuinya.

Akibat kejadian itu, empat orang tewas, serta enam lainnya terluka.

Baca juga:  Perjalanan Mantan Preman yang Kini Menjadi Pengusaha Berkat wejangan Kiyai Kharismatik Lora Khalil As'ad

Polisi masih melakukan pemeriksaan intensif terhadapnya.

Diduga Depresi

Indun, seorang kerabat korban pembacokan, menyebutkan ada dugaan pelaku mengalami depresi akibat akumulasi suatu permasalahan.

Diduga Riyanto mengalami depresi usai dipecat dari pekerjaannya sebagai kuli bangunan.

Sebab, selama ini pelaku tidak punya riwayat menderita gangguan kejiwaan.

Malahan pelaku dikenal taat beribadah dan menjadi sebagai muazin musala di tempat tinggalnya.

“Kalau orangnya (Riyanto) sebenarnya pendiam, sudah menikah, namun belum dikaruniai anak.”

“Mungkin saat kejadian lagi depresi,” ungkap Indun, salah satu kerabat korban, Senin (7/3/2022).

Dijelaskan, sebelum kejadian pagi harinya, Riyanto juga sempat terlibat cekcok dengan ibunya.

Namun penyebab cekcok sejauh ini masih belum diketahui.

“Paginya terlihat cek cok dengan ibunya. Kemudian siang hari ada kejadian itu.”

“Bapak dan ibunya serta adik dan iparnya juga dibacok,” jelasnya.

Malahan sejumlah tetangga yang sebenarnya bermaksud untuk melerai dan menolong korban juga menjadi korban pembacokan.

Setelah membacok keluarga dan tetangganya, Riyanto sempat kabur ke areal persawahan dekat rumahnya.

Namun tak lama kemudian balik ke rumah dan diamankan petugas bersama masyarakat.

Menurut Aris, perangkat Desa Pojok menjelaskan, pelaku dikenal taat beribadah, namun orangnya dikenal pendiam.

Ada dugaan pelaku mengamuk setelah dikeluarkan dari pekerjaannya sebagai kuli bangunan.

Akibatnya pelaku mengalami depresi dan melampiaskan kemarahannya dengan membacok orangtua dan tetangganya.

Sementara kesaksian sejumlah warga pelaku setelah membacok ayah dan ibunya serta keluarganya, kemudian membacok tetangganya.

Tetangganya yang dibacok sebenarnya bermaksud untuk memberikan pertolongan kepada orangtua pelaku yang berlumuran darah.

Namun pelaku malah membacok membabi buta tetangganya yang berdatangan setelah mendengar keributan.

Riyanto pelaku pembacokan massal diamankan polisi.

Pelaku diamankan warga bersama petugas selanjutnya tangan dan kakinya diborgol.

Baca juga:  KPK Bantah Dengan Keras Dengan Tudingan ada Kriminalisasi Dalam Penetapan Tersangka Korupsi Bendahara PBNU Mardani Maming

Setelah mendapatkan pemeriksaan kesehatan, selanjutnya dibawa ke Mapolres Kediri.

(Red/Tim-Biro Kediri Jatim)