Bondowoso, SITIJENARNEWS.COM – Dandim 0822/Bondowoso Letkol Arm Suhendra Chipta, M.Tr.Hanla., yang diwakili Kasdim Mayor Inf Tanuri melaksanakan kegiatan siaran Interaktif di LPPL Radio Mahardika 91,9 FM, dengan materi Peringatan Hari Pahlawan 2023.
bertempat di Stasiun Radio Mahardika Jln. Letnan Karsono No. 47 Kelurahan Blindungan Kecamatan/Kabupaten Bondowoso yang dipandu oleh Radio Mahardika Sdri. Dewi Karya, Rabu (8/11/2023).
Kata pengantar Kasdim 0822 Bondowoso Mayor Inf Tanuri pada dialog Interaktif dengan Tema “Semangat Pahlawan Untuk Masa Depan Bangsa Dalam Memerangi Kemiskinan Dan Kebodohan” mengatakan, “Setelah Proklamasi 17 Agustus 1945, situasi Indonesia belum stabil. Indonesia masih bergejolak, terutama antara rakyat dan tentara asing. Salah satunya di Surabaya, Jawa Timur. Peristiwa tersebut dikenal sebagai Hari Pahlawan.
Negara kita tercinta memperingati Hari Pahlawan. 10 November juga dikenal sebagai Pertempuran Surabaya dan tercatat sebagai salah satu peristiwa penting dalam sejarah Republik Indonesia (RI), karena pada 10 November 1945 terjadi pertempuran besar pasca kemerdekaan.
Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, pemerintah mengeluarkan maklumat yang menetapkan mulai 1 September 1945 bendera nasional Sang Saka Merah Putih dikibarkan di seluruh wilayah Indonesia. Gerakan pengibaran bendera tersebut meluas ke seluruh daerah-daerah, salah satunya di Surabaya.
Hari Pahlawan adalah salah satu hari penting dan bersejarah bagi rakyat Indonesia. Adapun makna hari pahlawan bagi generasi muda penting dipahami agar menjadi acuan hidup berbangsa dan bernegara.
Sebagaimana diketahui, Hari Pahlawan diperingati pada tanggal 10 November setiap tahunnya. Pada tahun 2022 ini peringatan Hari Pahlawan memasuki usia ke-78 tahun.
Ada beberapa aspek penilaian yang menjadi batu pijakan untuk melihat bagaimana kaum generasi muda/milenial/generasi Z memandang Pahlawan. Untuk memahami bagaimana milenial memandang makna Pahlawan, ada 3 latar belakang yang perlu dilihat terlebih dahulu, yaitu: Pertama, Persoalan bangsa yang paling membutuhkan sikap kepahlawanan. Ada berbagai persoalan bangsa yang sangat membutuhkan hadirnya pahlawan di Indonesia. Kaum milenial menganggap penegakan hukum sebagai persoalan terbesar. Persoalan berikutnya adalah pluralisme dan toleransi, pemberantasan korupsi, kedaulatan ekonomi dan penanggulangan narkoba.
Kedua, Kriteria paling tepat untuk mengukur kepahlawanan di masa kini. Milenial mengaku bahwa kriteria untuk mengukur kepahlawanan adalah kemampuan dalam mempertahankan kesatuan bangsa. Di bawahnya secara berturut-turut dijawab dengan adanya keberanian dalam menegakan keadilan dan kebenaran, berprestasi dan berguna bagi banyak, dan berani berkorban untuk kepentingan umum.
Ketiga, Sosok yang paling tepat untuk menggambarkan pahlawan masa kini. Bagi Milenial, sosok yang paling tepat untuk menggambarkan pahlawan adalah sosok yang kreatif dan inovatif di bidang teknologi informasi, entrepreneur yang menciptakan banyak lapangan pekerjaan, ilmuwan, pekerja seni dan budaya yang mengharumkan nama bangsa, tokoh agama atau spiritual, dan para atlet yang mengharumkan nama bangsa di panggung internasional. (Ba’im)