Sitijenarnews.com Selasa 21 Juni 2022; Berperan sebagai penyusun daftar orang yang jadi target penculikan, nasib Sjam Kamaruzaman
berujung tragis. Berikut adalah kisahnya!
Nama DN Aidit mungkin lebih dikenal masyarakat Indonesia jika berbicara soal G30S PKI.
Ia merupakan pemimpin PKI yang dituding bertanggung jawab atas penculikan para Jenderal.
Selain Aidit, ada petinggi PKI lainnya yang terlibat langsung dalam peristiwa kelam tersebut.
Sosok itu adalah Sjam Kamaruzaman.
Apa perannya dalam Gerakan 30 September 1965?
Selama berada di PKI, Sjam Kamaruzaman menjabat sebagai kepala biro khusus PKI sekaligus teman dekat DN Aidit.
Biro khusus adalah sayap bawah tanah PKI yang beroperasi secara rahasia menjelang penculikan jenderal TNI pada 30 September 1965.
Saat itu, ia tidak sendirian dalam menjalankan biro khusus PKI.
Sjam ditemani oleh empat orang lainnya, yakni Pono, Bono, Suwandi, dan Hamim.
Namun, keempat orang ini berhasil ditangkap setelah peristiwa G30S gagal.
Hanya Hamim, satu-satunya di biro khusus yang masih hidup hingga runtuhnya kekuasaan Presiden Soeharto.
Dikenal sebagai Sosok yang Keras dan Sombong
Sebagai pemimpin Biro Khusus PKI, Sjam Kamaruzaman adalah sosok yang keras.
Menurut Hamim, Sjam memiliki kulit hitam legam, mata besar, dan wajah yang menakutkan.
“Sjam itu seperti militer Biro Khusus. Walau dia tidak berasal dari militer, caranya memimpin seperti militer. Ia lebih mengutamakan sentralisme dibanding demokrasi,” tutur Hamim.
Saking kerasnya, Sjam tak segan mencaci maki bawahannya jika mereka melakukan kesalahan.
Tak hanya keras, Hamim menilai Sjam Kamaruzaman sebagai sosok yang bermulut besar.
Ia kerap membesar-besarkan pengaruhnya terhadap militer, khususnya menjelang G30S PKI.
Sjam bahkan sangat yakin semuanya berjalan aman dan revolusi akan berhasil karena merasa berhasil menguasai militer.
Padahal, Hamim merasa PKI belum siap untuk melancarkan revolusi saat itu.
Menurut Hamim, PKI hanya siap untuk melancarkan demonstrasi, rapat umum, dan melawan revolusi, bukan untuk berperang.
Akhir Hidup Sjam Kamaruzaman yang Mengenaskan
Setelah gagal melakukan revolusi lewat G30S PKI, Sjam dan DN Aidit memutuskan terbang ke Jawa Tengah untuk melanjutkan perjuangan.
Sayangnya, Sjam berhasil ditangkap pada Maret 1967 dan dibawa ke Jakarta untuk diadili.
Dalam persidangan, pria kelahiran Tuban ini mengaku keterlibatannya dalam penculikan jenderal atas perintah Aidit.
Sebagai salah satu pihak yang bertanggung jawab atas G30S, Sjam dijatuhi hukuman mati pada 1968.
Namun, ia terus muncul sebagai saksi persidangan dan membuat eksekusi matinya selalu ditunda.
Sjam Kamaruzaman akhirnya dieksekusi pada September 1986.
(Red/Tim-Biro Pusat Sitijenarnews)