Munajat Masyarakat Kangean: Seruan Spiritual Menolak Operasi PT KEI

Sitijenarnews.com Sumenep, Sabtu 15 November 2025: Kekhawatiran masyarakat Kangean atas aktivitas PT KEI yang dinilai mengancam kelestarian laut dan daratan semakin memuncak. Di tengah meningkatnya penolakan warga, gerakan !GESLIM mengambil langkah spiritual besar dengan menggelar Doa Bersama dan Munajat Kangean, sebuah ikhtiar kolektif demi menjaga tanah leluhur dari ancaman eksploitasi.

Acara tersebut dijadwalkan berlangsung pada Kamis, 20 November 2025 pukul 14.00 WIB di Alun-Alun Kecamatan Arjasa, dan akan menjadi momentum berkumpulnya berbagai elemen masyarakat. Mulai dari aliansi warga, komunitas pemuda, tokoh agama, hingga berbagai ormas yang selama ini vokal menyuarakan aspirasi terkait penolakan aktivitas PT KEI, seluruhnya diperkirakan hadir demi satu tujuan: mempertahankan ruang hidup Kangean dari segala bentuk kerusakan lingkungan.

Isu yang berkembang di masyarakat kian menguat. Warga secara tegas menyatakan menolak PT KEI beroperasi, baik di wilayah laut maupun darat. Penolakan ini muncul bukan sebagai reaksi spontan, melainkan dari serangkaian kekhawatiran mendalam yang telah lama mereka rasakan.

Masyarakat menilai keberadaan perusahaan tersebut berpotensi menimbulkan kerusakan ekosistem laut, mengganggu aktivitas nelayan, serta mengancam keseimbangan lingkungan dalam jangka panjang. Bagi warga Kangean, laut bukan sekadar sumber penghidupan, tetapi bagian dari identitas dan keberlanjutan hidup generasi mereka.

Lora Yaqin: Munajat sebagai Ikhtiar Spiritual Masyarakat.

Dalam keterangannya, tokoh karismatik Kangean, Lora Yaqin, menegaskan bahwa munajat besar ini adalah bentuk ikhtiar spiritual sekaligus jalan perjuangan masyarakat.

“Munajat ini adalah suara hati masyarakat Kangean. Ketika upaya dialog dan aspirasi telah disampaikan, kini kami mengetuk pintu langit. Kami memohon pertolongan Allah agar tanah dan laut leluhur ini dilindungi dari segala bentuk ancaman dan ketidakadilan, termasuk dari operasi PT KEI,” ujar beliau.

Baca juga:  Dandim 0822 Bondowoso Hadiri Road Race Kapolres Cup 2023

Pernyataan tersebut mempertegas bahwa perjuangan masyarakat Kangean bukan hanya dilakukan melalui jalur aspirasi dan penolakan publik, tetapi juga melalui pendekatan spiritual demi kekuatan moral dan kesatuan batin.

Momentum Persatuan Demi Lingkungan dan Generasi Mendatang:

Melalui kegiatan munajat ini, masyarakat berharap ketegangan yang selama ini terjadi dapat mereda dan suara rakyat dapat didengar secara lebih jernih oleh para pemangku kebijakan. Warga Kangean menegaskan bahwa keputusan terbaik harus berpihak pada keselamatan lingkungan, kelangsungan hidup nelayan, dan keberlanjutan generasi Kangean di masa depan.

Munajat akbar ini juga diharapkan menjadi simbol persatuan bahwa Kangean bukan hanya sekadar tanah tempat berpijak, melainkan identitas, sejarah panjang, serta amanah leluhur yang wajib dijaga bersama.

Dengan berkumpulnya seluruh elemen masyarakat dalam doa bersama, Kangean kembali menunjukkan bahwa kekuatan spiritual dan solidaritas warga adalah benteng terakhir dalam menghadapi segala ancaman terhadap tanah dan laut warisan leluhur mereka.

(Red/Tim)

error: