Sitijenarnews.com Situbondo, Rabu 29 Oktober 2025: Duka mendalam masih sangat menyelimuti keluarga santriwati korban runtuhnya atap asrama putri Pondok Pesantren Syeh Abdul Qodir Jailani, di Kecamatan Besuki, Situbondo. Di tengah kesedihan itu, perhatian dan kepedulian terus mengalir dari berbagai pihak, termasuk dari kalangan media, aktivis sosial, dan tokoh masyarakat setempat.

Rabu sore ini, Ketua Umum LSM SITI JENAR sekaligus Pimpinan Redaksi PT SITI JENAR GROUP MULTIMEDIA, Eko Febrianto, bersama sejumlah tokoh pemuda dan pengusaha Besuki, mengunjungi rumah duka korban di Dusun Rawan, Desa Besuki, RT 2 RW 4. Kehadiran mereka bertujuan menyampaikan belasungkawa, doa, dan santunan kepada keluarga almarhumah, Wahyudi Rahmat Hakim dan Rina Solfi Oktayani, orang tua santriwati berusia 13 tahun yang menjadi korban meninggal dalam tragedi tersebut.
Dalam suasana haru, Eko Febrianto tampak menyalami keluarga korban sembari menyampaikan doa agar keluarga diberikan ketabahan. Ia menyerahkan bantuan berupa santunan dan menyampaikan pesan kemanusiaan yang mendalam.
“Kami datang dan hadir disini bukan hanya membawa santunan, tetapi membawa doa dan rasa empati. Kehilangan anak adalah duka yang tak terlukiskan. Kami ingin keluarga tahu bahwa mereka tidak sendiri dalam menghadapi ujian ini,” tutur Eko Febrianto usai penyerahan santunan.
Menurutnya, musibah ini menjadi panggilan moral bagi semua pihak untuk lebih serius memperhatikan standar keselamatan dan kelayakan bangunan pesantren. Ia menekankan bahwa lembaga pendidikan berbasis pesantren tidak boleh lagi abai terhadap aspek teknis dan legalitas konstruksi, karena menyangkut keselamatan ribuan santri yang menuntut ilmu di dalamnya.

Turut hadir dalam rombongan itu sejumlah tokoh masyarakat, di antaranya H. Roni, tokoh pemuda Besuki yang juga menyerukan pentingnya pengawasan terhadap pembangunan di lingkungan pondok pesantren.
“Tragedi ini menyadarkan kita semua bahwa keselamatan santri harus menjadi prioritas. Pemerintah daerah, pengurus pesantren, dan masyarakat harus bersinergi agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi,” ujarnya.

Pantauan di lokasi menunjukkan suasana rumah duka penuh isak tangis. Warga, kerabat, dan rekan-rekan santri korban berdatangan sejak siang untuk memberikan penghormatan terakhir. Doa bersama juga dipanjatkan untuk mendiang agar mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT.
Tragedi ini menjadi perhatian luas karena terjadi hanya beberapa minggu setelah runtuhnya bangunan di salah satu pondok pesantren di Jawa Timur lainnya, yang juga menelan korban jiwa. Rangkaian peristiwa ini memperlihatkan betapa lemahnya pengawasan dan penerapan aturan keselamatan konstruksi di lembaga pendidikan keagamaan.
Data dari Kementerian PUPR mencatat, dari lebih 41 ribu pesantren di Indonesia, hanya 52 pesantren yang memiliki Persetujuan Bangunan Gedung (PBG). Artinya, sebagian besar bangunan pesantren masih berdiri tanpa izin resmi dan tanpa jaminan keamanan konstruksi.
Melihat fakta tersebut, Eko Febrianto menyerukan agar tragedi di Besuki menjadi cermin nasional. Ia menilai bahwa setiap bangunan pesantren seharusnya mendapat perhatian dan sertifikasi laik fungsi agar tidak lagi ada korban santri akibat kelalaian teknis.
“Kita tidak boleh menganggap ini sekadar musibah. Ini adalah panggilan nurani agar pemerintah dan pengelola pesantren memperhatikan aspek keselamatan. Jangan biarkan lagi anak-anak kita belajar di tempat yang rawan bahaya,” tegasnya.
Kunjungan kemanusiaan dari PT SITI JENAR GROUP MULTIMEDIA dan para tokoh masyarakat Besuki sore itu menjadi momen yang sarat makna. Di tengah duka mendalam, muncul semangat kebersamaan, empati, dan keinginan untuk berbenah agar tragedi serupa tak kembali menelan korban jiwa.
“Kami percaya, kepedulian adalah fondasi kemanusiaan. Santunan ini kecil nilainya, tapi semoga menjadi bukti bahwa dalam duka pun kita bisa saling menguatkan,” tutup Eko Febrianto.

Tragedi di Besuki ini bukan hanya kisah kehilangan seorang santriwati, tetapi juga pengingat keras tentang pentingnya tanggung jawab sosial dan moral semua pihak dalam melindungi generasi muda di lembaga pendidikan.
(Redaksi / Tim Liputan PT SITI JENAR GROUP MULTIMEDIA – Situbondo, Jawa Timur)







