Sitijenarnews.com Jakarta Kamis 16 Juni 2022; Masalah hoaks masih jadi perhatian Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono. Di hadapan para kepala daerah Gatot meminta agar mewaspadai banyaknya hoaks terutama menjelang Pilkada Serentak 2024 nanti.
Gatot menerangkan hoaks yang terus menerus diberikan ke masyarakat dapat menghadirkan fenomena post truth, di mana orang lebih percaya hoaks dibanding fakta dan data. Mereka lebih percaya dengan persepsi yang terus hadir lewat media sosial maupun saluran lainnya.
“Sehingga bisa menimbulkan konflik, apalagi di situ ada ujaran-ujaran kebencian yang terus menerus disampaikan, nah ini perlu kita antisipasi secara bersama-sama, karena kalau dibiarkan nanti di tahun politik, situasi memanas,” kata Gatot dalam rapat koordinasi di Kemendagri, Kamis (16/6).
Lebih jauh Gatot menerangkan saat ini daya literasi masyarakat masih rendah. Banyak dari mereka yang hanya membaca berita dari judulnya saja, tanpa mencari tahu lebih jauh. Hal ini membuat mereka lebih mudah terjebak dalam hoaks.
“Dari penelitian yang dilakukan itu saya lupa dari 82 negara kita urutan 70-an sekian daya literasi kita membaca. Jadi rata-rata hanya liat headlinenya saja terus langsung di-share lagi, gak tahu berita ini benar apa enggak, tanpa konfirmasi, klarifikasi dan sebagainya, ini potensi kerawanan,” kata Gatot.
Gatot mengungkapkan, dikhawatirkan hoaks yang disebar mengandung ujaran kebencian yang dapat mengganggu ketertiban masyarakat.
“Dalam dunia demokrasi orang boleh berbeda pilihan tapi jangan karena berbeda pilihan kemudian membuat satu black campaign, buat berita hoaks, ujaran kebencian yang menimbulkan konflik antara dua kelompok. Karena kalau sudah muncul kelompok besar itu yang bicara adalah sisi-sisi emosinya, psikologisnya, mereka sudah tidak rasional lagi. Nah, ini menimbulkan satu konflik sosial, nah, ini kita tidak berharap,” jelas Gatot.
Hoaks sama bahayanya dengan politik identitas yang mungkin nanti timbul menjelang Pemilu. Gatot pun meminta agar para Penjabat Kepala Daerah mewaspadai potensi-potensi tersebut.
“Orang kalau memilih melihat identitas boleh-boleh saja tapi dengan politik identitas menjelekkan yang lainnya bahkan dia sama pun ini berbeda tapi ini bukan konflik, tolong ini menjadi perhatian, kita ajak dan imbau terus untuk bersama-sama untuk menghindari terjadinya politik identitas, berita hoaks, ujaran kebencian, ini yang harus betul-betul antisipasi bersama,” pungkas Gatot.
(Red/Tim-Biro Pusat Sitijenarnews)