Sitijenarnews.com Lumajang Jatim Kamis 23 Juni 2022 – Jebolnya tanggul sungai membuat warga Desa Bago, Kecamatan Pasirian, Lumajang, melakukan aksi demo di area sungai, Kamis (23/6/2022).
Mereka melarang pekerja dari PT Lumajang Jaya Sejahtera (LJS) untuk melakukan aktivitas pertambangan pasir.
Informasinya, warga melakukan aksi protes karena meyakini, jebolnya tanggul akibat aktivitas tambang. Penambang lebih suka menambang pasir dekat bibir sungai. Padahal hal ini bisa memicu tanggul terkikis jika sungai sedang dilanda banjir lahar Gunung Semeru.
Muliadi, salah seorang massa mengatakan, pasca tanggul jebol, aktivitas warga setempat menjadi tergangu. Sebab, sebelum-sebelumnya keberadaan tanggul dijadikan penghubung dua desa di Kecamatan Pasirian. Dua desa itu yakni Desa Bago dan Desa Bades. Kini warga di dua desa itu harus memutar jarak lebih jauh jika ingin melakukan mobilitas.
“Tambang ini ngawur, alat berat melakukan penggalian dekat tanggul sehingga fondasi tanggul tergerus. Makanya saat banjir lahar kemarin jebol,” kata Muliadi.
Tidak hanya melarang penambang melakukan aktivitas pertambangan, warga juga menggeruduk kantor PT LJS. Di sana warga menuntut PT LJS agar segera memperbaiki tanggul. Pertemuan ini berlangsung alot. Sebab, pihak perusahaan menyangkal tuduhan warga.
“Tudingan warga ini tidak masuk akal, karena aktivitas kami itu jauh dari tanggul, sekitar 200 meter,” ujar Hadi dari pihak perusahaan.
Sementara itu, Kapolres Lumajang, AKBP Dewa Putu Eka Darmawan yang datang ke lokasi menengahi permasalahan ini.
Menurutnya, aktivitas tambang memang dilarang dilakukan di areal sekitar tanggul. Sehingga, untuk mencegah konflik semakin panjang, PT JLS diminta untuk segera memperbaiki kerusakan tanggul.
“Menurut aturan pertambangan, pemilik izin tidak boleh melakukan aktivitas di area tanggul sepanjang 200 meter ke bawah dan 100 meter ke atas, ditambah lagi 25-30 meter ke kanan dan kiri,” pungkas AKBP Dewa Putu Eka Darmawan.
(Red/Tim-Biro Sitijenarnews Lumajang)