Sitijenarnews.com Kamis 30 Juni 2022; Putra Makassar ini terkenal santai namun tegas saat memimpin Kepolisian Republik Indonesia (Polri).Jendral Idham Azis dipercayakan sebagai Kapolri oleh Presiden Jokowi.Ia dikenal sangat dekat dengan anggotanya, dan tak sungkan untuk duduk bersama.
Namun sangat tegas terhadak anggota termasuk perwira yang melakukan kesalahan. Memecat lima Jenderal yang Bermasalah dalam kurun waktu selama 14 bulan.
Jenderal Idham Azis resmi pensiun dari Kepolisian Republik Indonesia (Polri) pada Januari 2021 lalu.
Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo pun ditunjuk Jokowi untuk menggantikan jabatan Idham Azis sebagai Kapolri.
Selama kurang lebih 1 tahun 2 bulan menjabat, Idham Azis telah membuat gebrakan yang menyita perhatian publik.
Diantaranya ketegasan Idham Azis mencopot para jenderal polisi yang terjerat kasus.
Berikut daftar jenderal polisi yang dicopot Idham Azis dari jabatannya sebagaimana dirangkum Sitijenarnews.com dari berbagai sumber.
1. Brigjen Prasetijo Utomo
Kapolri Jenderal Idham Azis mencopot Brigjen Pol Prasetijo Utomo dari jabatannya sebagai Kepala Biro (Karo) Korwas PPNS Bareskrim Polri.
Pencopotan itu termaktub dalam Surat Telegram (TR) Kapolri bernomor ST/1980/VII/KEP./2020 tertanggal Rabu 15 Juli 2020.
Ia adalah pejabat yang membuat surat jalan terhadap Djoko Tjandra.
Diketahui, Djoko Tjandra adalah buron kasus pengalihan hak tagih (cessie) Bank Bali yang merugikan negara Rp 940 miliar.
Kini, Brigjen Prasetijo Utomo dimutasi menjadi Perwira Tinggi (Pati) Yanma Mabes Polri.
Brigjen Prasetijo Utomo juga ditahan di ruangan khusus di Mabes Polri selama 14 hari.
Dalam kasus ini, Brigjen Prasetijo Utomo divonis tiga tahun penjara oleh Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Selasa (22/12/2020).
2. Brigjen Nugroho Slamet Wibowo
Idham Azis juga mencopot Sekretaris NCB Interpol Indonesia, Brigjen Pol Nugroho Slamet Wibowo terkait kasus Djoko Tjandra.
Kini, ia dimutasikan menjadi Analis Kebijakan Utama Bidang Jianbang Lemdiklat Polri.
Yang mana pencopotan Brigjen Nugroho Slamet Wibowo karena dianggap paling bertanggung jawab atas upaya penghapusan red notice Djoko Tjandra.
3. Irjen Napoleon Bonaparte
Lagi-lagi Idham Azis mencopot orang-orang yang terseret kasus Djoko Tjandra.
Kali ini, Idham Aziz mencopot Irjen Pol Napoleon Bonaparte dari jabatan Kepala Divisi Hubungan Internasional (Kadivhubinter) Polri.
Pencopotan jabatan itu tertuang dalam Surat Telegram Kapolri dengan nomor ST/2076/VII/KEP/2020 tertanggal Jumat (17/7/2020).
Irjen Napoleon dimutasi menjadi analisis Kebijakan Utama Itwasum Polri.
Karo Penmas Divisi Humas Polri saat itu, Brigjen Pol Awi Setiyono mengatakan, Irjen Pol Napoleon Bonaparte dimutasi karena diduga melanggar kode etik.
“Pelanggaran kode etik maka dimutasi. Kelalaian dalam pengawasan staf,” katanya.
Diduga, pencopotan jabatan tersebut buntut dari adanya polemik keluarnya surat penghapusan red notice terhadap Djoko Tjandra.
Irjen Napoleon Bonaparte dianggap lalai karena gagal mengawasi anak buahnya, Brigjen Nugroho Slamet Wibowo, yang berupaya menghapus red notice untuk Djoko Tjandra.
4. Irjen Nana Sudjana
Selain alasan terjerat kasus hukum, ada alasan lain kenapa Idham Azis mencopot anak buahnya, yaitu tidak melaksanakan perintah.
Alasan ini menimpa Kapolda Metro Jaya, Irjen Nana Sudjana.
Belum genap setahun menjabat Kapolda Metro Jaya, Nana dicopot dari jabatannya.
Ia dinilai lalai dalam menegakkan protokol kesehatan dalam kasus kerumunan massa pada acara pernikahan anak Rizieq Shihab.
Pencopotan Nana tertuang dalam surat telegram Kapolri tertanggal 16 November 2020.
Dalam telegram itu, Nana disebut akan menduduki jabatan baru, yaitu Koordinator Staf Ahli Kapolri di Mabes Polri.
Sebelum sertijab dengan penggantinya, yaitu Irjen Muhammad Fadil Imran, Nana sempat berpamitan dan buka suara terkait pencopotannya.
“Dan ini bisa dikatakan ya mungkin sekalian pamitan,” kata Nana dalam keterangannya kepada wartawan, Kamis (19/11/2020).
“Jadi di masa akhir pengabdian saya selaku Kapolda Metro Jaya dan rencana memang besok saya akan melaksanakan serah terima jabatan selaku Kapolda Metro Jaya dan saya akan berpindah tempat sebagai Koordinator Staf Ahli Kapolri di Mabes Polri,” tambahnya.
Nana menyebutkan mutasi merupakan hal yang biasa dalam berdinas dalam pemeriksaan institusi negara.
Dia pun menerima pemindahan jabatannya baru di Mabes Polri.
“Jadi saya rasa ini suatu hal yang biasa dalam hal kita berdinas. Sama dengan TNI gitu kan, saya rasa di Pemda juga demikian.”
“Jadi mutasi adalah suatu hal biasa,” tukasnya.
5. Irjen Rudy Sufahriadi
Selain Irjen Nana Sudjana, kapolda lain yang juga dicopot Idham Azis terkait kasus kerumunan massa di acara Rizieq Shihab adalah Irjen Rudi Sufahradi.
Saat itu, Irjen Rudi Sufahradi menjabat Kapolda Jawa Barat.
Rudi dicopot lantaran dinilai gagal mencegah kerumunan dalam acara yang diselenggarakan Pimpinan FPI Rizieq Shihab di Bogor.
Keputusan pencopotan itu berdasarkan surat telegram rahasia Kapolri Nomor ST3222/XI/KEP/2020 yang tandatangani tanggal 16 November 2020 tentang pemberhentian dari dan pengangkatan dalam jabatan di lingkungan Polri.
Rudy dimutasi ke Sekolah Staf dan Pimpinan Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polri dengan jabatan Widyaiswara Kepolisian Utama Tingkat I.
Nah dibawah ini Biodata lengkap Jenderal Idham Azis
Jenderal Idham Aziz lahir pada 30 Januari 1965 di Kendari Sulawesi Tenggara.
Idham Aziz menghabiskan masa sekolah SD hingga SMA di Kendari.
Selepas lulus SMA, Idham Aziz mengikuti tes masuk Akademi Kepolisian ( Akpol)-dulu Akabri Kepolisian-, sayangnya tidak lulus.
Tahun berikutnya, Idham mencoba lagi. Kali ini, dia juga tidak lulus.
Untuk ketiga kalinya, atau pada 1988, Idham Aziz mencoba lagi. Kali ini lulus.
Idham Aziz menikah dengan Fitri Handari.
Pasangan ini kemudian dikaruniai empat orang anak.
Karier Idham Aziz melesat saat tergabung dalam tim Bareskrim.
Pada 9 November 2005, Idham Aziz bersama Tim Bareskrim melumpuhkan teroris Dr Azahari dan kelompoknya di Kota Batu, Jawa Timur.
Prestasi itu pun berbuah penghargaan dari Kapolri Jenderal Sutanto.
Idham Aziz mendapat penghargaan bersama dengan mantan Kapolri Tito Karnavian, Petrus Reinhard Golose, Rycko Amelza Dahniel.
Selepas berhasil melumpuhkan Dr Azhari, Idham Aziz kemudian dipanggil atasannya untuk berangkat ke Poso pada 10 November 2005.
Tugasnya sebagai wakil Tito Karnavian menginvestigasi kasus mutilasi tiga gadis SMA Kristen di Poso.
Pada 2005, Idham Aziz menjabat Wakil Ketua Satgas Bareskrim Poso mendampingi Tito Karnavian.
2014, Idham Aziz menggantikan Brigjen Ari Dono Sukmanto sebagai Kapolda Sulawesi Tengah.
2016, Idham Aziz menjabat Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri (Kadiv Propam).
2017, Idham Aziz menjabat Kapolda Metro Jaya.
2019, ia dilantik sebagai Kabareskrim Polri.
1 November 2019, Idham Aziz menggantikan Tito Karnavian sebagai Kapolri.
(Red/Tim-Biro Pusat Sitijenarnews)