Sitijenarnews.com Jakarta Sabtu 23 Juli 2022; Mabes Polri kini terlihat sangat gencar menangani kasus tewasnya Brigadir J di kediaman Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo, di Kompleks Polri Duren Tiga, Jalan Duren Tiga Barat 005/001 No.46, Jakarta Selatan pada Jumat 8 Juli 2022 petang.

Keseriusan aparat penyidik di Mabes Polri ini terlihat, setelah tiga kali Presiden Jokowi berbicara tentang kematian kasus Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat dan berharap polisi menanganinya secara transparan.
Bahkan Presiden Jokowi memerintahkan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo sesegera mungkin mengungkap kasus itu agar tak ada kesangsian masyarakat tentang penanganan perkara tersebut.
Saat ini, Bareskrim Polri telah meningkatkan status kasus kematian Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J, dari tahap penyelidikan ke penyidikan.
Kasus kematian Brigadir J di rumah dinas kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo, Kompleks Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan, menyedot perhatian publik.
Pasalnya, kejadian itu sarat dengan kejanggalan. Awalnya disebutkan bahwa Brigadir J tewas karena baku tembak dengan Bharada E.
Sementara fakta lain membuktikan, bahwa pada tubuh korban terdapat sejumlah luka sayatan, ada lubang di bagian tangan, bahkan ada bekas jeratan di leher korban.
Dari pelbagai keganjilan inilah, maka Kuasa Hukum Keluarga Brigadir J menduga kalau korban terlebih dahulu mengalami penyiksaan yang sangat kejam baru akhirnya dihabisi.
Dari rentetan kasus itulah sehingga Presiden Jokowi pun angkat bicara. Bahkan sampai tiga kali Presiden Jokowi membicarakan kasus tersebut.
Pertama, saat Jokowi berada di Balai Besar Penelitian Tanaman Padi Subang, Jawa Barat, Selasa 12 Juli 2022.
Saat itu Jokowi meminta Kapolri untuk mengusut tuntas kasus penembakan yang menyebabkan Brigadir J tewas mengenaskan.
“Proses hukum harus dilakukan,” tandas Jokowi saat itu.
Momen kedua, adalah saat Jokowi bertemu dengan pimpinan redaksi media nasional di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu 13 Juli 2022.
Tuntaskan. Jangan ditutupi, terbuka. Jangan sampai ada keraguan dari masyarakat,” ujar Presiden lagi.
Sementara momen ketiga Jokowi membicarakan kasus itu dalam kunjungannya di Pulau Rinca, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur ( NTT ) Kamis 21 Juli 2022.
“Saya kan sudah sampaikan, usut tuntas. Buka apa adanya. Jangan ada yang ditutup-tutupi, transparan. Sudah,” kata Jokowi.
Pengusutan kasus yang terbuka dan transparan, kata presiden, sangat penting untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap institusi kepolisian.
“Itu penting untuk agar masyarakat tidak ada keragu-raguan terhadap peristiwa yang ada. Ini yang harus dijaga, kepercayaan publik terhadap Polri harus dijaga,” ujar Jokowi.
Setelah membicarakan kasus kematian BrigadirJ penanganan kasus ini pun semakin dipertajam.
Salah satunya, adalah saat ini Kapolri membentuk tim khusus yang dipimpin Wakapolri, Irwasum, Kabareskrim, Kabaintelkam, dan As SDM Kapolri.
(Red/Tim-Biro Pusat Sitijenarnews)