Sitijenarnews.com Jum’at 4 November 2022: Merebak kabar banyaknya Oknum Perwira Hingga Jendral Polisi Aktif Bermain Di Arena Tambang Termasuk pula pada Aktivitas Pengadaan Galian C Untuk Pembangunan Tol Trans Jawa dan aktivitas Pertambangan Ilegal di Kalimantan akhir-akhir ini mulai terkuak Kepermukaan dan menjadi rasa penasaran publik yang cukup luar biasa akhir-akhir ini.
Setelah Sebelumnya Institusi ini digegerkan dengan diungkapnya Beking Judi Online dengan Konsorsium 303 yang bernilai Ratusan Triliun Rupiah dan Kasus Peredaran Narkoba dengan Scala Besar yang juga Menyeret Banyak Perwira dan Beberapa Jendral Polri. Kini Kasus Beking Aktivitas Tambang mulai dari Galian A Sampai Galian C pun mulai terkuak pula ke Permukaan.
Yang mana Seperti kita ketahui bersama Proyek Tol Trans Jawa yang saat ini Mulai memasuki tahap pembangunan Jalur PROBOLINGGO – BANYUWANGI dan kegiatan tersebut jelas Membutuhkan Jutaan Kubik Material Galian C.
Terbaru Tim Investigasi dari Awak Media Sitjenarnews dan Headline-news Mulai melakukan Investigasi Mendalam akan Dugaan Keterlibatan beberapa Perwira Polri Aktif di Pusara Pengadaan dan Back Up Galian C yang Har ini Masih Berkonsentrasi di Wilayah kabupaten Probolinggo dan menuju kearah Kabupaten Situbondo ini.
Yang mana Aktivitas Pengadaan Matrial Galian C yang cukup Fantastis untuk Kegiatan Proyek Strategis Nasional Tol ini cukup membuat beberapa mafia yang menggandeng Oknum APH nakal ini nimbrung di Pusara ini.
Temuan Final Tim masih belum Bisa kami publikasikan saat ini akan tetapi tim terus bekerja mengumpulkan data dan fakta untuk nantinya akan kami sampaikan ke publik sebagai tanggungan moral kami sebagai awak media yang berbasis Control Sosial masyarakat ini.
Sejalan dengan Perintah Kapolri yang meminta kepada semua jajarannya agar menjauhi dan Bersih dari keterlibatan Aktivitas Judi. narkoba dan Ilegal Minning.
Sebelumnya Tim Awak Media Sitjenarnews dan Headline-news juga mengangkat Statement dari Ketua Indonesian Police Watch (IPW), Sugeng Teguh Santoso yang juga ikut mengungkapkan adanya perang bintang di dalam insitusi Kepolisian Republik Indonesia (Polri).
Hal itu, merupakan perumpamaan saling serang para perwira tinggi (Pati) Polri terkait dugaan pelaggaran hukum yang dilakukan. Dia menyebutkan masing-masing kubu saling memegang aib satu sama lain.
“Kalau terkait dengan dugaan-dugaan pelanggaran dari kepolisian, para jenderal ini kalau mau dibongkar bukannya tidak bisa,” ujar Teguh dalam Diskusi yang bertajuk “Mengungkap Persekongkolan Tambang Polisi dengan Oligarki Tambang”, Kamis (3/11) kemarin.
Dia menyebutkan saling kunci pun terjadi di kalangan para Pati dalam praktik pertambangan ilegal. Satu di antaranya kasus tambang ilegal di Kalimantan Timur dan beberapa titik dipulau jawa.
Dia menjelaskan hal itu berawal ketika seorang anggota polisi berpangkat Aiptu ditangkap yang diduga sebagai pengumpul uang setoran dari tambang ilegal. “Tambang-tambang ilegal ini terjadi di Kalimantan Timur,” ungkap Teguh kemarin.
Namun, tambang-tambang ilegal tersebut tidak dilakukan penegakan hukum (law enforcement).
Karena terjadi kesepakatan rupanya bahwa ada uang perlindungan yang memang harus dikelola dan dibagikan secara proporsional di antara petinggi kepolisian lokal di Kaltim dan juga yang di Mabes. Ini yang terekam saya lihat di buku hitam Sambo,” dia menambahkan.
Tak hanya itu, Sugeng menjelaskan Sambo juga meminta agar hal itu ditertibkan. “Bahkan FS meminta supaya dilakukan penertiban karena perlindungan ini melibatkan jenderal-jenderal pada wilayah kepolisian lokal,” ungkap dia.
Sugeng juga menyebutkan dalam buku hitam tersebut uang perlindungan itu digunakan untuk operasional kegiatan yang anggarannya tak cukup.
“Mau bagaimana coba? Oleh karena itu, saya katakan bahwa praktik tambang yang melibatkan aparat ini, cuma berada di ujung saja. Karena ada residu kebijakan yang tidak jelas terkait dengan tambang,” jelasnya.
Tak hanya di Kalimantan Timur, praktik demikian juga terjadi di pertambangan-pertambangan ilegal daerah lainnya, termasuk Kalimantan Selatan. “Apalagi di Kalimantan Selatan sekarang Kapoldanya baru,” tutur Teguh.
Kapolda Kalimantan Selatan yang baru, Irjen Andi Rian Djajadi sendiri kerap mendapat sorotan publik terkait gaya hidupnya.
Selain itu, Teguh juga menegaskan masih adanya kasus yang dianggap menjadi track record buruk bagi sang jenderal, yaitu kasus pemerasan pembeli jam tangan mewah merek Richard Mille.
“Bagaimana dengan track record ini dia akan memimpin Polda Kalsel dalam kaitannya dengan tambang,” pungkas Sugeng Saat Diwawancarai Tim Media Sitjenarnews dan Headline-news di Jakarta Kemarin.Kamis 3 November 2022.Sesaat setelah menghadiri acara Diskusi yang bertajuk “Mengungkap Persekongkolan Tambang Polisi dengan Oligarki Tambang.
(Red/Tim-Biro Pusat Headline-news dan Sitijenarnews)