Sitjenarnews.com Kamis 11 Mei 2023: Kolaborasi Kejaksaan Agung (Kejagung) dan Menteri BUMN, Erick Thohir, dalam bersih-bersih BUMN kembali berbuah manis. Kali ini, enam orang ditetapkan tersangka dalam kasus korupsi dana pensiun di Pelindo.
Anggota Komisi VI DPR RI, Nasim Khan, mengatakan kolaborasi Kejagung dan Erick Thohir harus didukung masyarakat. Apalagi, kolaborasi itu memang dilakukan dalam rangka membongkar kasus-kasus korupsi yang ada di BUMN.
Politikus PKB ini berpendapat, terbongkarnya kasus ini pertanda memang ada keseriusan Menteri BUMN, Erick Thohir, mengusut tuntas persoalan korupsi di perusahaan-perusahaan BUMN. Termasuk, yang ada di Pelindo.
Ia menuturkan, selama ini perusahaan-perusahaan BUMN cukup sering malah alami rugi. Tapi, sering pula mendapatkan Penyertaan Modal Negara (PMN). Maka itu, komitmen membongkar dan memberantas korupsi perlu diapresiasi.
“Hal ini kami anggap sebagai langkah serius untuk menuntaskan persoalan di perusahaan BUMN agar bisa berkinerja lebih baik,” kata Nasim, Rabu (10/5).
Namun, ia mengingatkan, keseriusan dalam menuntaskan misteri di balik kebobrokan perusahaan-perusahaan BUMN harus menjadi agenda besar sepanjang tahun. Tidak seperti sekarang saat suasana politik memanas.
Meski begitu, Nasim meyakini, kolaborasi Kejagung-Erick Thohir sebagai langkah awal pengusutan kasus korupsi di Pelindo. Yang mana, akan terus berlanjut jadi langkah tegas untuk kasus-kasus di perusahaan BUMN lain.
“Kita akan mengawal proses ini hingga tuntas dan benar-benar selesai,” ujar Nasim.
Nasim percaya, sistem yang dibangun Erick Thohir dapat segera terwujud. Terlebih, dengan terobosan dalam mendorong perusahaan BUMN dalam visi amanah, kompeten, harmonis, loyal, adaptif dan kolaboratif (akhlak).
“Sehingga, perusahaan-perusahaan BUMN akan semakin besar dan menjadi kebanggaan kita semua,” Pungkasnya.
Sementara Ditempat Terpisah, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir terus mendorong transformasi di internal BUMN.di mana BUMN sudah bermigrasi ke arah yang baik. Terbukti dividen kepada negara merupakan tertinggi sepanjang sejarah, Rp 80,2 triliun,” ujar Erick di Cafe dan Money Changer Marina Bay, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu (10/5/2023).
Erick menyampaikan, keuntungan BUMN pun terus melesat menjadi Rp 303 triliun pada 2022 atau jauh lebih tinggi dibandingkan 2021 yang sebesar Rp 124 triliun atau 2020 yang hanya Rp 13 triliun.
Erick pun terus menjalin komunikasi secara intensif dengan Kejaksaan Agung (Kejagung). Berdasarkan data Kejagung, kasus korupsi yang terjadi dalam dapen Pelindo sudah terjadi cukup lama dan terus berulang. Erick menyebut sejumlah tersangka yang disampaikan Kejagung mulai dari periode 2011-2016, 2008-2014, 2012-2017, dan 2005-2019, yang mana Erick belum menjabat sebagai Menteri BUMN.
Jadi hal-hal yang memang sudah terjadi berulang, ini menjadi perhatian buat kita untuk memastikan hak yang mereka mendapatkan, harus diproteksi. Kami di BUMN harus menjadi solusi dan memberi kepastian orang mendapatkan haknya. Solusi program bersih-bersih itu nyata,” ujar Erick.
Erick mengaku terus mendorong transformasi dana pensiun dapat terjadi dalam tiga tahun ke depan secara bertahap. Hal ini akan disesuaikan dengan kemampuan BUMN tersebut dalam memastikan memiliki pendanaan yang cukup.
“Inilah saya mengingatkan seluruh rekan-rekan pimpinan di BUMN bahwa saya memegang penuh dan tidak mentoleransi ada kejadian korupsi seperti ini,” Pungkas Erick.
(Red/Tim-Biro Pusat Sitjenarnews Group)